Jumat, 24 Juli 2009

JADILAH DIRI SENDIRI MENJADI MOTIVASI HIDUP

Jika merasa sendiri, janganlah jadikan diri menjadi semakin terpuruk, bangun bangun dan bangun

Menciptakan diri yang kuat adalah setelah melewati beberapa hal tantangan dan rintangan dalam hidup, ketika berpikir tak kan mampu, semuanya tidak akan pernah mampu dan menggapai harapan hanya tinggal impian.

Terkadang sulit untuk mengawali terasa berat dilewati, hanya kepercayaan diri yang biasa menuntun gapai bahagia.


Tahapan yang dilakukan :


1. Mengenali diri

Keingininan mengenali orang lain lebih besar dan tak tersadarkan sehingga lupa mengenali diri sendiri, karena mengenali orang lain terasa begitu menarik dan membuat penasaran, tapi kita jadi terabaikan. Padahal mengenali diri bagian terpenting dari penentuan langkah ke depan.

Sosok seperti apakah diri kita ?...

Sanguinis, “Yang Populer”. cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain. Hidupnya penuh dengan warna. Senang sekali bicara tanpa bisa dihentikan. Gejolak emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu saat berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian menangis tersedu-sedu.

melankolis, “Yang Sempurna”. Agak berseberangan dengan sang sanguinis. Cenderung serba teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola. Suka dengan fakta-fakta, data-data, angka-angka dan sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam. Dalam sebuah pertemuan, orang sanguinis selalu saja mendominasi pembicaraan, namun orang melankoli cenderung menganalisa, memikirkan, mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah apa yang ia katakan betul-betul hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali.

Koleris, “Yang Kuat”. suka sekali mengatur orang, suka perintah-perintah orang, tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya, bahkan tamu pun bisa saja di minta melalukan sesuatu untuknya. Akibat sifatnya yang `bossy’ itu, sang koleris tidak punya banyak teman. Orang-orang berusaha menghindar, menjauh agar tidak jadi `korban’ karena karakternya yang suka `ngatur’ dan tidak mau mengalah.

Phlegmatis “Cinta Damai”. Kelompok ini tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja mau melakukannya, sekalipun ia sendiri nggak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah atau pertengkaran akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya nggak terus berkepanjangan.


2. Instrospeksi diri

Hal- hal positif jadikan pemicu semangat, hal negatif jadikan sesuatu yang bermanfaat
Melalui introspeksi akan mampu menemukan makna dari setiap tujuan yang dimiliki dan akan semakin memastikan, apakah tujuan yang telah kita tetapkan sebelumnya sudah terarah atau belum.


3. Keinginan

Cari tahu dalam diri kita, apa sebenarnya yang menjadi keinginan dan harapan dalam hidup ini


4. Menentukan tujuan

Dengan menentukan tujuan dan mengukur pencapaiannya, akan dapat melihat apa yang telah dikerjakan dan apa kemampuan diri

Proses pencapaian tujuan memberi rasa percaya diri dan keyakinan terhadap diri sendiri karena ternyata kita sebelumnya dapat mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi dan lebih sulit.

Pada dasarnya, diri kita dapat memilih untuk mengejar tujuan apa saja yang dirasakan perlu bagi kesehatan, kestabilan, dan kebahagiaan.


5. Konsekwensi hidup

Sebelum menentukan langkah ada baiknya kita tau konsekwensi apa yang akan dihadapi, ini untuk mempersiapkan mental agar tidak mudah terjatuh


6. Mulai beraksi

Lakukan aktifitas hidup tanpa dibebani dengan rasa kesendirian karena Tuhan selalu bersama kita, dengan tetap berpatokan pada prinsip hidup yang sudah direncanakan


7. Bersyukur

Sekecil apapun pencapaian yang diterima bersyukurlah dan tetap berikhtiar, ini salah satu bentuk penenang diri paling mujarab dan penyemangat diri untuk terus melakukan yang terbaik bagi kehidupan kita sendiri tentunya yang bermanfaat untuk diri sendiri, oranglain dan lingkungan.